halo guys, sedikit cerita fiksi *not fixie* dari aku, hanya berawal dari pertemuan PaPita tadi siang, dan sesosok anak komunitas lain bersepeda fixie :D begini ceritanya
"Ri, ntar pulang jalan ya !" kata kata yang biasa dikatakan mama Risca kalau dia tidak bisa menjemput anaknya yang masih remaja itu.
"tapi ma, nanti Risca pulangnya pagi'
"maka dari itu, mama nanti ada rapat jadi nggak bisa njemput kamu sayang."
menyebalkan memang punya orangtua yang kalo pulang pagi ngggak bisa njemput -- , sebagai wanita karier, mama Risca memang super sibuk sampe dia bosen, kalo pulang sekolah terutama, mamanya saat nggak bisa njemput terpaksa pulang jalan atau yang paling parah barengan sama kakak Risca yang sudah SMA, Rian, yang harus ngaret setengah jam dulu -,- . Tapi, hari itu beda, sekolah Risca di SMP Bina Nusatara *kayak nama kampus-,-* yang masih kelas dua SMP tersebut pulang pagi, ya karena guru guru disana bakalan rapat buat UNAS.
Kring...kring..
Jam 10, waktunya pulang sekolah, Risca yang hari itu super bete berat, harus jalan berpanas panasan ? gile --, "sumpah, mama gue nyebelin abis" batin Risca selama perjalanan.
"pulang sendiri ya, kasian ! mama gak bisa njemput ya ?" suara laki laki terdengar dari arah berlawanan, tersentak Risca menoleh, dan ternya itu Dion, cowok paling dia benci di kelasnya.
"kenapa, keberatan ?" jawab Risca ketus, Dionpun segera pergi meninggalkan Risca sambil tertawa puas --
Risca yang sudah bete berat itu akhirnya, menjadi semakin meles jalan kaki. Risca biasanya melewati sebuah gereja yang mungkin familiar dikota itu karena gereja tersebut adalah salah satu ikon kota itu. Entah darimana berasal, RIsca yang memang terkenal aktif di gereja itu mempunyai niat untuk berdoa.
"gue, mau doa dulu, biar besok pas ujian gue naik kelas!" gumam Risca dalam hati
Saat, dia akan melah masuk gereja, sesosok anak laki laki yang mungkin 2 atau 3 tahun lebih tua darinya masuk gereja dengan engayuh sepeda fixienya.
ciiiiiiitttttttt .....
"eh, ati ati dong, lo mau nabrak gue ya?" Risca yang kaget setengah mati, sambil
"sory aja, gue nggak ada niat mau nabrak lo"
"buktinya apa ? lo sengajakan ngerem fixie lo persis dibelakang gue "
"apa ? gue emang biasa parkir disini dek"
"eh, lo manggil gue 'dek? sejak kapan lo jadi kakak gue?"
"ya, gue tau lo, lo Risca lan, anak komunitas remaja kan ?"
Mata Risca terbelalak, dia kaget mendengar perkataan cowok rese yang lebih rese dari Dion ini --
"lo kenal gue?"
"ya kenal lah, siapa sih yang gak kenal lo? "
Risca tiba tiba menjadi GeeR "beneran?"
"tapi gue kenal lo sebagai cewek cerwet!"
Risca semakin bete, dan langsung masuk gereja untuk berdoa meninggalkan si cowok fixie itu.
*hari minggu*
Hari minggu itu, seperti biasa, Risca yang aktif di gereja tersebut mengikuti rapat untuk menggalang korban bencana gempa di Jepang. Risca semangat banget ngikutin kegiatan ini, alasannya dia pengen aktif dan yang paling penting keluar dari rumahnya yang dianggapnya 'rumah hantu' . Tapi, saat akan turun dari mobilnya, Risca terkejut saat nelihat sebuah sepeda fixie milik cowok rese yang sok kenal sama dia -- , "ni cowok kenapa ada harus dateng ke hidup gue" gumam Risca sambil masuk ke dalam ruang rapat. Di ruang rapat tampaklah olehnya, cowok yang beberapa hari lalu mebuat Risca naik darah.
"eh, lo lagi " goda cowok itu sambil sok sinis
"iya kenapa? ngapain lo kesini?"
"gue? ya mau rapat lah" jawab cowok fixie itu sambil mencatat programnya untuk rapat.
tiba tiba ...
"Gery, apa pendapatmu tentang kalau kita memberi bantuan dengan cara mengumpulkan bahan makanan ?"
suara dari sang pemimpin rapat seolah memanggil cowok fixie itu.
"namanya Gery?" tanya Risca dalam hati, "gue pernah denger tapi dimana?" Hal itu dia pikirkan sampai pulang. Siang itu, Risca pulang sendiri lagi, dia bingung berat karena cowok fixie itu namanya Gery dan dia hebat bener punya jawaban rapat yang keren tersebut.
"Risca!" terdengar suara cowok memanggil namanya
"Gery, ngapai lo kesini?"
"nggak gue cuma mau pulang biasanya gue lewat sini." sambil menuntun sepeda fixienya
"oh, jawaban lo tadi bagus"
"beneran? oh ya, btw lo sekolah di SMP Bina Nusantara ya ?" tanya Gery seakan menyelesaikan permasalahannya beberapa hari yang lalu dengan Risca
"Iya, kok lo tau?"
"Sraegam lo kemaren. Almamater gue lagi"
"lo almamater sana ? lulusan tahun berapa ?"
"2009, lama kan ?"
oh sory kak, maafin aku ya kak kemaren" jawab Risca lebih
"gak papa kali lo mau pulang dek?"
"iya kak" sambil berjalan berdua, Gery mengantar Risca samapi ke rumah karena ternyata rumah Gery di deket deket situ juga --
*sesampainya dirumah*
"Ris mama punya hadiah sepesial buat kamu?" sambut mamanya sesampainya dirumah
"apaan ma?"
"tada"
"fixie? makasih ma, udah mbeliin Risca sepeda fixie"
"jadi sekarang kamu kalo kesekolha pake ini aja"
"makasih mama :)"
Hari itu Risca semangat banget ke sekolah, you, sepeda fixi putih ungu dipakainya sekarang, pulang pagi pulang sora nggak masalah. Sejak PP pake fixie, Risca sering banget ke gereja, kalo nggak berdoa, mampir bentar dan ketemu Gery.
"wuih, fixie baru nih dek"
"iya dong kak"
"beli berapa?"
"gak tau kak mama yang beliin."
semakin hari semakin dekat dia dengan yang namanya Gery, anak SMA itu bersepeda fixie, dari pulang sekolah mampir dan nongkrong dulu di gereja, minta diajarin matematika+fisika sama Gery, gowes bareng dan misa sore bareng. Bagi Risca, Gery adalah kakak keduanya. Hampir tiap ulangan dia minta di ajarin Gery.
Stelah selesai UKK hari terakhir, Risca menyempatkan diri ke gereja untuk berdoa dan bertemu Gery. Awalnya dia ingin berdoa bareng Gery hari itu, dan ngasih tau kalo dia TUNTAS semua, tapi satu jam Risca menunggu Gery, dia tidak datang juga, akhirnya Risca memutuskan untuk berdoa sendiri. Saat dia akan berlutut, ada sebuah surat diloker bangku yang biasa dipakenya dan Gery berdoa.
BUAT RISCA, baca Risca "buat gue? dari siapa?" perlahan lahan suart itu dia buka
RISCA,
gimana nilai lo? bagus nggak ? kalo lo remed gue gampar lo ! susah suah diajarin taunya remed -- nggak banget deh. *baca Risca sambil cengengesan dan melanjutkan membaca lagi dengan eksperesi serius*
Makasih ris lo dah mau temenin gue disisa waktu gue dikota ini, dari awal kita ketemu digereja ini, gue tau lo bukan cewek sembarangan, gue nggak bilang sama lo, gue takut lo sakit kalo gue pindah ke Amerika, Papa gue dapet kerja disana. Sory, sekarang kita nggak bisa gowes bareng, berdoa bareng, ikut misa bareng, kita nggak bisa konsultasi tentang fixie kita, lo jaga diri ya disana , suatu saat kita pasti ketemu lagi, O ya, jadi alamamter SMP Bina Nusantara yang baik, jangan malumaluin gue, gue juga alamamater situ.
NB : jangan nagis baca surat ini ye :P
Risca terenyak, cowok yang selama ini dia anggap kakak sudah pergi dan pindah ke luar negeri, batin Risca mendadak kosong pandangannya suram, sahabat bainya pergi jauh dan tidak tahu kapan kembali. yang tersisa sekarang cuma kenangan bersama Gery, si cowok beersepeda fixie itu .....
------THE END -------
*NB dari penulis : maaf kalau ada kesamaan nama dan cerita, ini hanya fiktif belaka, jangan diambil hati ya